Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat dikenal sebagai salah satu sentra produksi cabai rawit. Kelompok Tani Trisno Subur telah aktif dalam budidaya hortikultura sejak tahun 2019, dengan fokus utama pada cabai rawit. Namun, pada tahun 2023, budidaya cabai rawit seluas 1,5 hektar mengalami gagal panen akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang diperburuk oleh cuaca ekstrem. Kerugian panen mencapai 100%, sehingga diperlukan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan ini.
Sebagai upaya pemulihan, program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun Anggaran 2024, memperkenalkan teknologi asap cair dan enriched biochar yang diperkaya Trichoderma sp. Teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas cabai, memperbaiki kesuburan tanah, serta mengurangi serangan hama dan penyakit. Sosialisasi dan pelatihan dilakukan kepada Kelompok Tani Trisno Subur, mencakup pembuatan asap cair dan biochar menggunakan teknologi pirolisis.
Asap cair berfungsi sebagai bio-pestisida yang mampu memperkuat akar tanaman dan meningkatkan mikroba tanah, sementara biochar diperkaya Trichoderma sp., atau yang disebut “bioderma,” membantu meningkatkan kesuburan tanah serta mencegah serangan patogen. Pelatihan aplikasi teknologi dilakukan langsung di lahan tani untuk memastikan pemahaman praktis. Selain itu, pelatihan juga mencakup pengemasan, branding, dan pemasaran produk seperti asap cair, biochar, dan Trichoderma sp., dengan fokus pada teknik packaging, labeling, serta strategi pemasaran online dan offline.
Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan dampak positif yang signifikan, di antaranya:
- Peningkatan Produksi: Aplikasi teknologi ini berhasil meningkatkan hasil panen cabai rawit rata-rata sebesar 20%, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
- Efisiensi Biaya Produksi: Petani melaporkan pengurangan biaya produksi berkat penggunaan asap cair dan bioderma.
- Keberlanjutan Teknologi: Pendampingan rutin, termasuk perawatan alat pirolisis dan fermentor, memastikan keberlanjutan program.
- Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan: Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan hingga 80%, serta peningkatan keterampilan dalam penggunaan teknologi.
- Pemasaran dan Branding: Kelompok tani kini mampu memasarkan produk secara lebih luas, dengan branding yang lebih profesional sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen.
