Fintech berkembang pesat di berbagai sektor seperti pembayaran, peminjaman, perencanaan keuangan, investasi ritel, pembiayaan (crowdfunding), remitansi, dan riset keuangan. Salah satu inovasi yang marak digunakan adalah sistem pembayaran PayLater, yang mempermudah konsumen membeli produk tanpa kendala langsung. Namun, meningkatnya penggunaan PayLater cenderung mendorong perilaku konsumtif, terutama bagi masyarakat dengan literasi keuangan yang rendah.

Penelitian ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan penelitian, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun Anggaran 2024.

Tanpa pemahaman literasi keuangan yang baik, konsumen cenderung kesulitan mengelola pengeluaran, sehingga penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai pengelolaan keuangan yang bijak. Fintech juga berperan besar dalam mendorong gaya hidup modern, termasuk gaya hidup hedonis, yang secara tidak langsung memengaruhi perilaku konsumtif. Salah satu solusi untuk mengurangi dampak negatif ini adalah membangun literasi keuangan agar masyarakat lebih cermat dalam mengelola keuangan mereka.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data melalui studi literatur, kuesioner, studi dokumentasi, dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan path analysis untuk menguji hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel dalam model kausal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

  1. Literasi keuangan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan penggunaan PayLater, dengan kontribusi sebesar 27,8%.
  2. Financial Technology (Fintech) berkontribusi sebesar 53,1%, menunjukkan bahwa kemudahan yang ditawarkan fintech memengaruhi keputusan konsumen menggunakan PayLater.
  3. Gaya hidup hedonis memiliki pengaruh positif sebesar 22,2% terhadap keputusan penggunaan PayLater, meskipun gaya hidup secara keseluruhan tidak memoderasi hubungan antara literasi keuangan dan keputusan penggunaan PayLater.