Strategi Pengembangan Desa Wisata Kampong Melayu Kota Pontianak untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Pengembangan dan pengelolaan desa wisata berkelanjutan menjadi salah satu upaya strategis untuk meningkatkan pendapatan daerah sekaligus melestarikan budaya dan lingkungan. Desa Wisata Kampong Melayu di Kota Pontianak merupakan contoh desa wisata yang memiliki potensi besar dalam menarik wisatawan melalui keindahan alam, warisan budaya, dan keramahan penduduk setempat.

Penelitian ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun Anggaran 2024.

Penelitian mengenai minat berkunjung masyarakat menunjukkan bahwa penggunaan social media marketing dan daya tarik wisata memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatkan kunjungan. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, strategi pengembangan desa wisata dapat dirancang secara lebih efektif dan berkelanjutan untuk memperkenalkan budaya lokal, menjaga kelestarian lingkungan, dan memberikan manfaat ekonomi yang nyata. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method, dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur, observasi, kuesioner, dan wawancara mendalam. Informan penelitian terdiri dari Kepala Bidang Pariwisata, Lurah Benua Melayu, dan Ketua POKDARWIS. Data dianalisis menggunakan metode SWOT untuk memetakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi dalam pengembangan Desa Wisata Kampong Melayu.

Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi pengembangan desa wisata berada di kuadran I (Stable Growth). Desa ini telah membangun fondasi yang kuat dengan memanfaatkan keindahan alam, warisan budaya, dan keramahan penduduk. Strategi pengembangan dilakukan melalui:

  1. Strategi SO (Strength-Opportunity): Memanfaatkan potensi budaya tradisional, meningkatkan infrastruktur dan fasilitas, serta diversifikasi atraksi wisata untuk meningkatkan daya tarik dan kunjungan wisatawan.
  2. Strategi WO (Weakness-Opportunity): Mengatasi kelemahan internal melalui modernisasi promosi, pengembangan sistem manajemen, serta kolaborasi untuk pelestarian lingkungan.
  3. Strategi ST (Strength-Threat): Menggunakan kekuatan internal untuk menghadapi ancaman eksternal melalui diversifikasi produk wisata, penguatan branding, dan peningkatan kerjasama dengan mitra.
  4. Strategi WT (Weakness-Threat): Mengurangi kelemahan internal sekaligus menghindari ancaman dengan meningkatkan sistem informasi dan komunikasi, serta mengembangkan pemasaran kreatif.

Kesimpulannya, Desa Wisata Kampong Melayu mampu mempertahankan pertumbuhan yang stabil melalui optimalisasi kekuatan internal dan pemanfaatan peluang eksternal. Dengan strategi yang terarah, desa ini berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan, memberikan dampak positif pada perekonomian lokal, dan berkontribusi pada pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kota Pontianak.

Pengaruh Literasi Keuangan dan Financial Technology terhadap Keputusan Penggunaan PayLater di Era Gaya Hidup Konsumtif

Fintech berkembang pesat di berbagai sektor seperti pembayaran, peminjaman, perencanaan keuangan, investasi ritel, pembiayaan (crowdfunding), remitansi, dan riset keuangan. Salah satu inovasi yang marak digunakan adalah sistem pembayaran PayLater, yang mempermudah konsumen membeli produk tanpa kendala langsung. Namun, meningkatnya penggunaan PayLater cenderung mendorong perilaku konsumtif, terutama bagi masyarakat dengan literasi keuangan yang rendah.

Penelitian ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan penelitian, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun Anggaran 2024.

Tanpa pemahaman literasi keuangan yang baik, konsumen cenderung kesulitan mengelola pengeluaran, sehingga penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai pengelolaan keuangan yang bijak. Fintech juga berperan besar dalam mendorong gaya hidup modern, termasuk gaya hidup hedonis, yang secara tidak langsung memengaruhi perilaku konsumtif. Salah satu solusi untuk mengurangi dampak negatif ini adalah membangun literasi keuangan agar masyarakat lebih cermat dalam mengelola keuangan mereka.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data melalui studi literatur, kuesioner, studi dokumentasi, dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan path analysis untuk menguji hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel dalam model kausal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

  1. Literasi keuangan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan penggunaan PayLater, dengan kontribusi sebesar 27,8%.
  2. Financial Technology (Fintech) berkontribusi sebesar 53,1%, menunjukkan bahwa kemudahan yang ditawarkan fintech memengaruhi keputusan konsumen menggunakan PayLater.
  3. Gaya hidup hedonis memiliki pengaruh positif sebesar 22,2% terhadap keputusan penggunaan PayLater, meskipun gaya hidup secara keseluruhan tidak memoderasi hubungan antara literasi keuangan dan keputusan penggunaan PayLater.

 

Pemanfaatan Teknologi Asap Cair dan Enriched Biochar Berbasis Trichoderma sp. untuk Mengatasi Gagal Panen dan Meningkatkan Produktivitas Cabai Rawit di Kabupaten Kubu Raya

Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat dikenal sebagai salah satu sentra produksi cabai rawit. Kelompok Tani Trisno Subur telah aktif dalam budidaya hortikultura sejak tahun 2019, dengan fokus utama pada cabai rawit. Namun, pada tahun 2023, budidaya cabai rawit seluas 1,5 hektar mengalami gagal panen akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang diperburuk oleh cuaca ekstrem. Kerugian panen mencapai 100%, sehingga diperlukan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan ini.

Sebagai upaya pemulihan, program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun Anggaran 2024, memperkenalkan teknologi asap cair dan enriched biochar yang diperkaya Trichoderma sp. Teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas cabai, memperbaiki kesuburan tanah, serta mengurangi serangan hama dan penyakit. Sosialisasi dan pelatihan dilakukan kepada Kelompok Tani Trisno Subur, mencakup pembuatan asap cair dan biochar menggunakan teknologi pirolisis.

Asap cair berfungsi sebagai bio-pestisida yang mampu memperkuat akar tanaman dan meningkatkan mikroba tanah, sementara biochar diperkaya Trichoderma sp., atau yang disebut “bioderma,” membantu meningkatkan kesuburan tanah serta mencegah serangan patogen. Pelatihan aplikasi teknologi dilakukan langsung di lahan tani untuk memastikan pemahaman praktis. Selain itu, pelatihan juga mencakup pengemasan, branding, dan pemasaran produk seperti asap cair, biochar, dan Trichoderma sp., dengan fokus pada teknik packaging, labeling, serta strategi pemasaran online dan offline.

Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan dampak positif yang signifikan, di antaranya:

  1. Peningkatan Produksi: Aplikasi teknologi ini berhasil meningkatkan hasil panen cabai rawit rata-rata sebesar 20%, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
  2. Efisiensi Biaya Produksi: Petani melaporkan pengurangan biaya produksi berkat penggunaan asap cair dan bioderma.
  3. Keberlanjutan Teknologi: Pendampingan rutin, termasuk perawatan alat pirolisis dan fermentor, memastikan keberlanjutan program.
  4. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan: Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan hingga 80%, serta peningkatan keterampilan dalam penggunaan teknologi.
  5. Pemasaran dan Branding: Kelompok tani kini mampu memasarkan produk secara lebih luas, dengan branding yang lebih profesional sehingga meningkatkan kepercayaan konsumen.